1. BAHASA SEBAGAI ALAT KONTROL SOSIAL
Bahasa
merupakan alat komunikasi antar manusia yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk menyampaikan bahasa tersebut dapat disampaikan
secara lisan ataupun melalui tulisan. Bahasa bersifat maipulatif, karena
seringkali kita merangkai bahasa yang akan disampaikan untuk kepentingan dan
tujuan tertentu. Seperti halnya seorang penjual yang dengan cerdiknya merangkai
kata agar dapat menarik perhatian serta minat orang lain dengan apa yang
dijualnya. Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, beberapa diantaranya adalah sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, serta sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Namun kali ini
saya hanya akan membahas salah satu dari fungsi bahasa, yaitu bahasa sebagai
alat kontrol sosial.
Fungsi
alat kontrol sosial ini dapat diterapkan pada individu atau masyarakat. Berbagai
informasi, penerangan, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Sebagai
alat untuk melakukan kontrol sosial, bahasa sangatlah efektif. Dalam suatu
kegiatan berbahasa, dimana seseorang menyampaikan sesuatu melalui bahasa kepada
orang lain, dari situ kita dapat memperoleh pandangan baru, sikap baru,
perilaku dan tindakan yang baru sesuai dengan apa yang disampaikan oleh orang
tersebut. Sama halnya seperti membaca suatu bacaan, kita bisa saja mendapatkan
pemikiran baru sehingga kita menjadi mulai sering menganalisa sesuatu,
membandingkan sesuatu, atau menciptakan suatu pemikiran yang baru karena kita
memiliki pengetahuan-pengetahuan yang di dapat melalui bahasa.
Contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial adalah pada buku-buku pelajaran
ataupun buku-buku instruksi. Ada pula contoh lainnya yaitu pada kegiatan
berbahasa seperti ceramah agama, orasi, diskusi, iklan layanan masyarakat, dan
sebagainya. Semua itu merupakan contoh kegiatan berbahasa yang dapat menambah
pengetahuan kita mengenai suatu hal. Kita juga dapat belajar untuk menyimak,
mendengarkan, menerima serta menganalisis pandangan orang lain mengenai suatu
hal.
Misalkan
ada sebuah kegiatan sosialisasi bahaya narkoba dengan murid-murid sekolah
sebagai pendengarnya. Pembicara pada sosialisasi tersebut dapat menyampaikan
informasi-informasi mengenai bahaya narkoba dengan bahasa yang sesuai serta
mudah dimengerti oleh pendengarnya. Pendengarnya sendiripun maka akan tertarik
dan akan menyimak apa yang disampaikan panitia. Dengan informasi-informasi yang
diberikan, murid-murid ini mulai menganalisa, berpikir dan mendapatkan
informasi baru mengenai narkoba, seperti contohnya bahwa kita harus menjauhi
narkoba karena beberapa alasan yang disampaikan, atau kita dapat mengetahui
tindakan-tindakan apa yang seharusnya harus dilakukan untuk dapat menjauhinya,
dan sebagainya. Dalam proses seperti itu, pembicara berhasil menyampaikan
maksud dan informasinya kepada para pendengar, sementara pendengar mendapatkan
informasi yang disampaikan oleh pembicaranya sehingga berkemungkinan untuk
merubah perilaku, pemikiran dan tindakan yang akan dilakukan sehubungan dengan
materi yang disampaikan.
2. RAGAM DAN LARAS BAHASA
A.
Ragam
Bahasa
Menurut
Bachman (1990), ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Menurut
pengertian lain, yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk
atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti
fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh cirri-ciri
linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri nonlinguistic,
misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakaiannya, dan
lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.
Ditinjau
dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa
terdiri atas ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan
adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa yang dihasilkan melalui alat
ucap sebagai unsur dasar. Sementara ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam lisan
yang standar biasanya ditemukan pada saat orang berpidato atau memberi
sambutan, pada saat pengajar menerangkan materi, ataupun pada saat kegiatan
ceramah. Ragam lisan yang nonstandar biasa ditemukan dalam percakapan antar
manusia di tempat-tempat nonformal seperti di taman atau di rumah. Pada ragam
bahasa tulis juga terdapat ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam
tulis standar biasa ditemukan dalam buku-buku pelajaran, majalah, surat kabar.
Poster dan iklan. Sementara ragam tulis nonstandar dapat ditemukan pula dalam
majalah remaja, iklan atau poster.
Dalam
bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, sementara dalam bahasa tulis
berurusan dengan tata cara penulisan. Dalam aspek tata bahasa dan kosa kata,
kedua jenis ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang
unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering
timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis adalah sama. Padahal,
kedua jenis bahasa itu masing-masing
memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.
B.
Laras
Bahasa
Laras
bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya, karena pada saat
digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai
dengan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa terdiri dari laras ilmiah, laras
ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat
dibagi menjadi laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Setiap
laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi
standar, atau nonstandar yang masing-masing memiliki ciri dan gayanya
sendiri. Namun, pada laras ilmiah harus
selalu menggunakan ragam standar.
C.
Contoh
Ragam Bahasa di Indonesia
- Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, yang biasanya disebut dengan istilah dialek. Misalnya, ragam Bahasa Indonesia dialek Sunda berbeda dengan dialek Batak. Dialek Sunda biasanya lebih halus, sementara dialek Batak berintonasi tegas dan keras.
- Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah, sastra, dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah fungsiolek, contohnya ragam bahasa sastra dan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra biasanya penuh dengan ungkapan atau kiasan, sedangkan ragam bahasa ilmiah biasanya bersifat logis dan eksak.
- Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi. Biasa disebut dengan istilah bahasa baku atau bahasa standar. Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam bahasa yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Bahasa baku biasanya dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat menyurat dan rapat resmi, serta tidak dipakai untuk segala keperluan tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar itu biasanya dipakai ragam tak baku.
Sumber :
t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4762/BAB2.htm
fwutami.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa.html
zmughnii.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa.html
0 komentar:
Posting Komentar