Minggu, 02 November 2014

Bahasa Sebagai Alat Kontrol Sosial, Ragam dan Laras Bahasa

1. BAHASA SEBAGAI ALAT KONTROL SOSIAL



Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyampaikan bahasa tersebut dapat disampaikan secara lisan ataupun melalui tulisan. Bahasa bersifat maipulatif, karena seringkali kita merangkai bahasa yang akan disampaikan untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Seperti halnya seorang penjual yang dengan cerdiknya merangkai kata agar dapat menarik perhatian serta minat orang lain dengan apa yang dijualnya. Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, beberapa diantaranya adalah sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, serta sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Namun kali ini saya hanya akan membahas salah satu dari fungsi bahasa, yaitu bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Fungsi alat kontrol sosial ini dapat diterapkan pada individu atau masyarakat. Berbagai informasi, penerangan, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial, bahasa sangatlah efektif. Dalam suatu kegiatan berbahasa, dimana seseorang menyampaikan sesuatu melalui bahasa kepada orang lain, dari situ kita dapat memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baru sesuai dengan apa yang disampaikan oleh orang tersebut. Sama halnya seperti membaca suatu bacaan, kita bisa saja mendapatkan pemikiran baru sehingga kita menjadi mulai sering menganalisa sesuatu, membandingkan sesuatu, atau menciptakan suatu pemikiran yang baru karena kita memiliki pengetahuan-pengetahuan yang di dapat melalui bahasa.

Contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial adalah pada buku-buku pelajaran ataupun buku-buku instruksi. Ada pula contoh lainnya yaitu pada kegiatan berbahasa seperti ceramah agama, orasi, diskusi, iklan layanan masyarakat, dan sebagainya. Semua itu merupakan contoh kegiatan berbahasa yang dapat menambah pengetahuan kita mengenai suatu hal. Kita juga dapat belajar untuk menyimak, mendengarkan, menerima serta menganalisis pandangan orang lain mengenai suatu hal.

Misalkan ada sebuah kegiatan sosialisasi bahaya narkoba dengan murid-murid sekolah sebagai pendengarnya. Pembicara pada sosialisasi tersebut dapat menyampaikan informasi-informasi mengenai bahaya narkoba dengan bahasa yang sesuai serta mudah dimengerti oleh pendengarnya. Pendengarnya sendiripun maka akan tertarik dan akan menyimak apa yang disampaikan panitia. Dengan informasi-informasi yang diberikan, murid-murid ini mulai menganalisa, berpikir dan mendapatkan informasi baru mengenai narkoba, seperti contohnya bahwa kita harus menjauhi narkoba karena beberapa alasan yang disampaikan, atau kita dapat mengetahui tindakan-tindakan apa yang seharusnya harus dilakukan untuk dapat menjauhinya, dan sebagainya. Dalam proses seperti itu, pembicara berhasil menyampaikan maksud dan informasinya kepada para pendengar, sementara pendengar mendapatkan informasi yang disampaikan oleh pembicaranya sehingga berkemungkinan untuk merubah perilaku, pemikiran dan tindakan yang akan dilakukan sehubungan dengan materi yang disampaikan.




2. RAGAM DAN LARAS BAHASA

A.    Ragam Bahasa

Menurut Bachman (1990), ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Menurut pengertian lain, yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh cirri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri nonlinguistic, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap sebagai unsur dasar. Sementara ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam lisan yang standar biasanya ditemukan pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, pada saat pengajar menerangkan materi, ataupun pada saat kegiatan ceramah. Ragam lisan yang nonstandar biasa ditemukan dalam percakapan antar manusia di tempat-tempat nonformal seperti di taman atau di rumah. Pada ragam bahasa tulis juga terdapat ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis standar biasa ditemukan dalam buku-buku pelajaran, majalah, surat kabar. Poster dan iklan. Sementara ragam tulis nonstandar dapat ditemukan pula dalam majalah remaja, iklan atau poster.
Dalam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, sementara dalam bahasa tulis berurusan dengan tata cara penulisan. Dalam aspek tata bahasa dan kosa kata, kedua jenis ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis adalah sama. Padahal, kedua  jenis bahasa itu masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.

B.     Laras Bahasa

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya, karena pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa terdiri dari laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi menjadi laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar yang masing-masing memiliki ciri dan gayanya sendiri.  Namun, pada laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar.

C.    Contoh Ragam Bahasa di Indonesia
  • Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, yang biasanya disebut dengan istilah dialek. Misalnya, ragam Bahasa Indonesia dialek Sunda berbeda dengan dialek Batak. Dialek Sunda biasanya lebih halus, sementara dialek Batak berintonasi tegas dan keras.
  • Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah, sastra, dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah fungsiolek, contohnya ragam bahasa sastra dan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra biasanya penuh dengan ungkapan atau kiasan, sedangkan ragam bahasa ilmiah biasanya bersifat logis dan eksak.
  • Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi. Biasa disebut dengan istilah bahasa baku atau bahasa standar. Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam bahasa yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Bahasa baku biasanya dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat menyurat dan rapat resmi, serta tidak dipakai untuk segala keperluan tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar itu biasanya dipakai ragam tak baku.


Sumber :
t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4762/BAB2.htm
fwutami.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa.html
zmughnii.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa.html

0 komentar:

Posting Komentar