Minggu, 27 April 2014

Tulisan TOU 2 Minggu 2

HIPNOSIS



Hipnosis, hipnotis, hipnotisme? Sebagian praktisi menganggap bahwa kosakata "hipnosis" dan "hipnotis" pada prinsipnya berkesesuaian makna karena dainggap sama-sama diterjemahkan dalam kosakata bahasa inggris "hypnosis". Kata hipnotisme yang berasal dari kata "Hypnotism" dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan hipnosis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:501), makna kata hipnosis dan hipnotis berbeda, yaitu :
  • Hipnosis adalah keadaan seperti tidur karena sugesti, yang pada taraf pemulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali.
  • Hipnotis adalah membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hipnosis; berkenaan dengan hipnosis.
Sebenarnya kondisi  hipnosis bukannya membuat tidak sadar sama sekali seperti makna yang disebutkan dalam KBBI. Kondisi hipnosis hanyalah berpindah keaktifan kesadarannya, dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar. Dalam kenyataannya, memang ada kondisi khusu saat otak manusia dapat dengan mudah menerima saran atau masukan (sugesti). Saat berada dalam kondisi hipnosis, sebagian orang mungkin hanya merasakan sebuah kondisi relaksasi biasa. Namun, sebenarnya ketika dihipnosis ada sebuah perubahan aktivitas dalam otak seseorang.

Kamis, 24 April 2014

Tugas TOU 2 Minggu 2



Assalamualaikum wr.wb
Dalam postingan ini saya akan membahas mengenai "Pengambilan keputusan yang terberat dalam hidup" bagi saya. Hidup ini penuh pilihan, sebagai manusia kita baiknya mengambil pilihan yang terbaik untuk kita. Secara sadar maupun tidak sadar, kita sering mengambil keputusan dalam hidup.
Kali ini saya akan bercerita mengenai salah satu pengambilan keputusan yang menurut saya paling berat dalam hidup saya. Hal ini terjadi saat saya masih di bangku sekolah, tepatnya saat saya berada di tingkat 3 Sekolah Menengah Atas. Seperti halnya murid SMA kebanyakan yang akan memasuki dunia perkuliahan, pastilah bingung dalam menentukan universitas serta jurusan mana yang akan diambil, begitu pula dengan saya. Tapi bukan keputusan mengenai pemilihan jurusan ini yang akan saya bahas, melainkan mengenai keputusan setelah itu.
Waktu itu saya mendaftar ke universitas melalui jalur snmptn tulis. Karena lewat jalur tulis, maka saya mengerjakan soal dengan semampu saya agar dapat diterima di universitas yang telah saya pilih. Hingga saat pengumuman kelulusan pun tiba, ternyata saya lulus dan diterima di salah satu universitas negri yang telah saya pilih. Itu merupakan pilihan kedua dalam jatah pemilihan universitas yang ada, karena saya tidak lulus dalam pilihan pertama saya. Dari situ saya senang karena bisa lulus dari hasil menjawab soal snmptn lalu, begitu pula dengan orang tua saya.
Namun, setelah dipikir kembali, mulai ada perdebatan dalam pikiran saya. Yaitu mengenai lokasi universitas yang cukup jauh di Jawa Tengah sana. Kedua orang tua saya pun menanyakan kesanggupan saya apabila berada jauh dari rumah. Tidak hanya itu, perdebatan dalam pikiran saya juga muncul mengenai sanggupkah saya mengikuti pelajaran pada jurusan ini. Karena saya memilih dan di terima dalam jurusan matematika. Kalian tau sendiri kan pelajaran matematika itu seperti apa, penuh dengan angka. Awalnya saya memilih itu karena saya memang menyukai matematika dibanding pelajaran menghafal, namun semakin kesini saya malah menjadi ragu.