Dalam postingan ini saya akan membahas mengenai "Pengambilan keputusan yang terberat dalam hidup" bagi saya. Hidup ini penuh pilihan, sebagai manusia kita baiknya mengambil pilihan yang terbaik untuk kita. Secara sadar maupun tidak sadar, kita sering mengambil keputusan dalam hidup.
Kali ini saya akan bercerita mengenai salah satu pengambilan keputusan yang menurut saya paling berat dalam hidup saya. Hal ini terjadi saat saya masih di bangku sekolah, tepatnya saat saya berada di tingkat 3 Sekolah Menengah Atas. Seperti halnya murid SMA kebanyakan yang akan memasuki dunia perkuliahan, pastilah bingung dalam menentukan universitas serta jurusan mana yang akan diambil, begitu pula dengan saya. Tapi bukan keputusan mengenai pemilihan jurusan ini yang akan saya bahas, melainkan mengenai keputusan setelah itu.
Waktu itu saya mendaftar ke universitas melalui jalur snmptn tulis. Karena lewat jalur tulis, maka saya mengerjakan soal dengan semampu saya agar dapat diterima di universitas yang telah saya pilih. Hingga saat pengumuman kelulusan pun tiba, ternyata saya lulus dan diterima di salah satu universitas negri yang telah saya pilih. Itu merupakan pilihan kedua dalam jatah pemilihan universitas yang ada, karena saya tidak lulus dalam pilihan pertama saya. Dari situ saya senang karena bisa lulus dari hasil menjawab soal snmptn lalu, begitu pula dengan orang tua saya.
Namun, setelah dipikir kembali, mulai ada perdebatan dalam pikiran saya. Yaitu mengenai lokasi universitas yang cukup jauh di Jawa Tengah sana. Kedua orang tua saya pun menanyakan kesanggupan saya apabila berada jauh dari rumah. Tidak hanya itu, perdebatan dalam pikiran saya juga muncul mengenai sanggupkah saya mengikuti pelajaran pada jurusan ini. Karena saya memilih dan di terima dalam jurusan matematika. Kalian tau sendiri kan pelajaran matematika itu seperti apa, penuh dengan angka. Awalnya saya memilih itu karena saya memang menyukai matematika dibanding pelajaran menghafal, namun semakin kesini saya malah menjadi ragu.
Kemudian kedua orang tua saya memberikan saran untuk mencoba universitas swasta. Karena kedua orang tua saya juga khawatir apabila saya berada jauh dari rumah, apalagi saya perempuan. Oleh karena itu mereka menyarankan untuk melanjutkan ke salah satu universitas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Saya pun mulai berpikir kembali, kira-kira minat saya ada di mana. Ayah saya menyarankan untuk mengambil dunia komputer, karena bila ada kesulitan dapat ditanyakan kepada ayah saya yang juga di bidang komputer. Namun saat itu saya masih ragu apakah minat saya ada di bidang komputer atau tidak. Saya sebenarnya suka desain, seperti bermain dengan photoshop, mengedit video, dsb, mungkin dari situ kedua orang tua saya melihat minat saya dan akhirnya menawarkan untuk masuk ke bidang komputer.
Agar lebih meyakinkan minat saya, orang tua saya memberikan penjelasan serta perbedaan yang ada di jurusan komputer tersebut, setelah saya melihat-lihat akhirnya saya merasa cocok dengan jurusan Sistem Informasi. Mulai lah mencari-cari universitas yang memiliki jurusan tersebut dengan akreditasi yang bagus. Ketemulah dengan salah satu universitas swasta yang kebetulan jaraknya tidak jauh dari rumah. Maka saya memutuskan untuk memilih ke universitas tersebut saja.
Namun setelah mendapatkan alternatif lain, saya kembali ragu. Karena saya telah diterima di universitas negri, tapi apakah saya yakin untuk melepasnya? Universitas negri pastilah memiliki biaya yang lebih murah, kalau saya mengambil jurusan matematika tersebut di universitas negri maka saya tidak perlu terlalu memberatkan biaya kedua orang tua saya dalam membayar iuran. Universitas negri juga biasanya lebih di 'pandang' di dunia pekerjaan, tapi bagaimana jika saya tidak sanggup dalam mengikuti pelajaran matematika? Hal itu selalu terpikirkan oleh saya.
Saya memutuskan untuk bertanya kepada kedua orang tua mengenai keputusan apa yang harus saya ambil, mengambil di universitas negri tersebut dengan jurusan matematika atau mengambil universitas swasta dengan jurusan yang saya minati. Akhirnya setelah mendengar masukan yang ada, saya memutuskan untuk mengambil pilihan kedua. Meski terasa berat melepas kesempatan yang diterima untuk ke universitas negri tersebut dengan hasil saya sendiri yang orang lain pun sangat mengharapkan untuk dapat lulus di snmptn tulis itu, namun saya lebih memilih untuk belajar yang saya minati daripada yang tidak saya minati walaupun di universitas hebat sekalipun. Saya takut apabila nanti menyesal dan malah mengulang dari awal di jurusan yang berbeda, maka saya memutuskan lebih baik saya melepas kesempatan yang saya terima tersebut.
Karena tempat yang bagus namun tidak sesuai minat kita, maka akan terasa percuma dan sia sia. Dan sekarang saya senang dan dapat mengikuti dengan baik pelajaran yang ada di jurusan Sistem Informasi yang saya ambil.
Karena tempat yang bagus namun tidak sesuai minat kita, maka akan terasa percuma dan sia sia. Dan sekarang saya senang dan dapat mengikuti dengan baik pelajaran yang ada di jurusan Sistem Informasi yang saya ambil.
Dari pengalaman pengambilan keputusan ini, saya mempelajari bahwa selama yang kita lakukan adalah minat kita dan kita senang melakukannya, maka akan mudah bagi kita untuk mengikutinya. Tidak perlu tempat bagus, asal kita senang melakukannya pasti tidak akan terasa percuma.
Sekian salah satu pengalaman saya mengenai pengambilan keputusan yang paling sulit dalam hidup. Mohon maaf bila terdapat salah kata atau yang menyinggung. Terima kasih sudah menyempatkan untuk berkunjung ke blog saya ^-^
Sekian salah satu pengalaman saya mengenai pengambilan keputusan yang paling sulit dalam hidup. Mohon maaf bila terdapat salah kata atau yang menyinggung. Terima kasih sudah menyempatkan untuk berkunjung ke blog saya ^-^
0 komentar:
Posting Komentar